RINGKASAN
Sekilas Mengenal
Aspergillus niger, Apa sih Aspergillus niger itu?
Aspergillus niger merupakan fungi dari filum yang ascomycetes yang berfilamen, dan
dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa
tumbuhan dan udara didalam ruangan. Koloninya berwarna putih Agar Dekstrosa Kentang
PDA 25 °C dan berubah
menjadi hitam ketika Konidia dibentuk. Kepala konidia Aspergillus niger
berwarna hitam, bulat cenderung memisah menjadi bagian - bagian yang lebih
longgar seiring bertambahnya umur.
Aspergillus
niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C,
dengan suhu minimum 6-8 °C dan suhu maksimum 45-47 °C.
Memiliki warna dasar putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal
berwarna cokelat gelap sampai hitam. Aspergillus niger dapat menghasilkan Asam sitrat sehingga fungi ini
sering dijadikan model fermentasi, karena tidak menghasilkan miktoksin sehingga
tidak membahayakan.
ABSTRAK PENELITIAN
Pektinase merupakan enzim yang dapat memecah senyawa pektin menghasilkan asam galakturonat. Pektinase dapat diisolasi dari berbagai mikroorganisme salah satunya adalah Aspergillus niger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum produksi pektinase meliputi pH, temperatur dan waktu fermentasi Aspergillus niger. Fermentasi untuk menghasilkan enzim pektinase dilakukan dengan variasi pH 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan temperatur (30, 35, 40, 45, 50) oC, serta waktu fermentasi selama (24, 48, 60, 72, 96, 120) jam.
Ekstrak kasar pektinase hasil fermentasi digunakan untuk menentukan kadar protein dan aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur berdasarkan banyaknya μg asam galakturonat (gula pereduksi) yang dihasilkan oleh hidrolisis pektin pada kondisi optimum. Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan reagen Biuret dan penentuan gula pereduksi menggunakan reagen DNS ( Dinitrosalisilat) secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum produksi pektinase oleh Aspergillus niger yaitu pada pH 5, temperatur 40 oC dan waktu fermentasi selama 96 jam dengan konsentrasi pektinase sebesar 7.99 μg/mL dan aktivitas sebesar 20.14 unit.
PENDAHULUAN
Berkembangnya
sektor industri sekarang ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan
penggunaan enzim sebagai biokatalisator, seperti dalam bidang minuman. Beberapa
pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa penggunaan enzim semakin
meningkat dari tahun ke tahun mencapai 10-15%.
Enzim
memiliki sifat-sifat spesifik yang sangat menguntungkan yaitu, efisien,
selektif, mengalami reaksi tanpa efek samping dan ramah
lingkungan.
Mikroorganisme merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakan daripada
hewan dan tumbuhan, Karena memilki pertumbuhan yang cepat dan tumbuh pada
berbagai jenis substrat. Pektinase dapat diisolasi dari Aspergillus niger,
Bacillus coagulans, Bacillus firmus, Bacillus subtilis
dan Penicillium chrysogenum. Aspergillus niger merupakan salah satu jenis
kapang yang sering digunakan pada kultivasi media padat untuk
menghasilkan
pektinase.
Pektinase
atau enzim pektinolitik merupakan salah satu enzim yang banyak digunakan dalam
sektor komersial, terutama digunakan sebagai biokatalis pada proses
penghancuran buah dan penjernihan sari buah. Pektinase merupakan enzim yang
memecah pektin, suatu substrat
polisakarida
yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan. Pektin merupakan polimer dari asam
Dgalakturonat yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosidik [6,7].
Pada penelitian ini dilakukan optimasi
produksi pektinase secara fermentasi oleh Aspergillus niger.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini membahas
kondisi optimum produksi pektinase oleh Aspergillus niger meliputi
pH, temperatur dam waktu fermentasi. Ekstrak kasar pektinase hasil isolasi digunakan
untuk menentukan aktivitas dan kadar protein. Nilai aktivitas pektinase
dinyatakan dalam satuan unit aktivitas, yaitu banyaknya µg gula pereduksi (asam
galakturonat) yang dapat dihasilkan oleh satu mL enzim dalam satu menit.
Banyaknya enzim yang dihasilkan diasumsikan sebagai banyaknya protein yang
dihasilkan, sehingga protein tinggi maka aktivitas enzim tinggi juga.
Grafik kadar
protein dan aktivitas pektinase hasil fermentasi pada variasi temperatur
|
Grafik
kadar protein dan aktivitas pektinase hasil fermentasi pada variasi waktu fermentasi
|
DAFTAR PUSTAKA
- Rahayu S., 2004, Karakteristik Biokimiawi Enzim Termostabil Penghidrolisis Kitin, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
- Jayani R. S., Saxena dan Gupta R., 2005, Microbial Pectinolytic Enzymes a Review, Proses Biochem, 40: 2931-2944.
- Akhdiya A., 2003, Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil, Buletin Plasma Nutfah 2003; 9 (2): 38-44.
- Bayoumi R. A., Hesham M. Y., Mahmoud A., Swelim E., dan Abdel-All Z., 2008, Production of Bacterial Pectinase from Agro-Industrial Waste under Solid State Fermentation Conditions, Journal of Applied Sciences Research, 4(12): 1708-1721, INSInet Publication.
- Sujarwo., 2009, Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Xilanase dari Aspergillus niger, Skripsi Program Sarjana Kimia, Universitas Brawijaya, Malang.
- Prayitno D. A., Rachmawaty R., Handayani H., Selvy F., dan Sari R. P., 2011, Penggunaan Enzim dalam Industri Pangan, Universitas Diponegoro, Semarang.
- Berry S. H., dan Yusuf A., 2009, Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin dengan Metode Ekstraksi, Universitas Diponegoro, Semarang.